Senin, 24 Oktober 2011

MENGUKIR BINTANG

Ujung jari – jemariku menyentuh bintang-bintang kecil yang bertebaran di angkasa raya, satu per satu aku geser dari tempat asalnya, kemudian kurangkai ribuan bintang-bintang kecil itu menjadi sebuah gambar rumah yang megah dan indah, lalu tak lupa kuukir wajah ayah dan ibuku yang sedang tersenyum bahagia di atas rumah itu. Aku pun tersenyum bahagia.
Namanya danu , dia berasal dari keluarga yang serba kekurangan. Penghasilan ibunya hanya bisa menutup uang kontrakan yang sekamar itu, sedangkan uang untuk makan sehari-hari kami dapatkan dari upah pekerjaan ayah sebagai kuli serabutan. Danu masih anak-anak tetapi dia sudah bekerja keras untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Masa kanak-kanak yang katanya penuh canda tawa dan keceriaan itu semua hanya bias danu dapatkan dalam mimpi dan khayalan.
Suatu hari disekolah danu ada pendaftaran les olah vocal dari sanggar ELFA SECIORIA yang terkenal. Danu ingin sekali mengikuti kelas vocal tersebut tetapi dia tidak mempunyai uang untuk membayar pendaftaran tersebut. Danu bekerja keras mengumpulkan uang untuk dapat membayar pendaftaran les vokal itu. Danu berharap untuk bisa ikut bergabung dengan les vocal. Setelah danu ingin membayar formulir les vokal kepada ibu guru, ibu guru menasihati danu agar mempergunakan uang itu untuk hal yang lebih penting. Karena danu belum membayar uang SPP dan Uang UAS serta danu pun sekarang sudah kelas 6 dan ingin lulus sejolah dasar. Dia harus bias memilih apakah akan melanjutkan sekolah atau bekerja. Danu pun berniat untuk bekerja keras agar dapat membayar semua tagihan sekolah dan bisa mengikuti les vokal. Danu tidak mau membebani orang tuanya dan dia juga tidak enak hati jika dia selalu meminta kepada orang tuanya. Dia menyadari bahwa orangtuanya merupakan orang yang kurang mampu.
Impian danu itu nyaris musnah karena rencana jahat om yosi dan anto. Om yosi menyuruhku membawa paket bungkusan untuk disumbangkan ke Kayasan Kasih Abadi. Danu kira paket itu berisi sepatu om yosi padahal ternyata berisi NARKOBA. Akhirnya , aku tertangkap dan diperiksa oleh polisi. Lalu orang tua danu pun datang untuk menjemput danu.
Malam itu banyak sekali bintang-bintang yang bertaburan di angkasa sehingga langit tampak begitu indah walau cahaya bintang-bintang kecil itu redup. Jika suatu hari nanti aku menelan pahitnya kehidupan , maka yang pertama aku lakukan adalah menatap wajah ibu dan ayah. Memastikan mereka agar tetap tersenyum untukku, seperti bintang-bintang kecil yang tersenyum pada malam hari.


Sinopsis ini dibuat oleh Afriza Agniyya Dzuhdi , dengan penambahan dan pengurangan secukupnya disana sini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar