Senin, 24 Oktober 2011

LANGIT MERAH JAKARTA

PENGARANG : ANGGIE D. WIDOWATI


Aku tak akan berubah.tak akan pernah.aku tetap akan menelponmu argo.kata hatiku ketika kereta mulai berangkat dari stasiun tugu yogya.peluit melengking.perlahan gerbong-gerbong besi yang ku tumpangi ini merayap.
Hati-hati kau di Jakarta.’dia’sangat kejam.pesan nya ketika menaruh koperku tepat di atas tempat dudukku.
Jip terus melaju menempuh jalan-jalan berbatu.jalanan banyak menikung ,dan terus mendaki.para pria yang menyekapnya hanya diam.bungkam .mereka menghemat berbicara.kalaupun bicara mereka tertawa dengan nada angkuh.
Di balik tutup kepalanya.dery merinding ketakutan.pasrah.di sebuah rumah yang agak jauh dari perkampungan mobil itu berhenti.mereka masuk ke dalam rumah kosong.dery di pegang oleh dua orang pria di kedua lengannya.dengan agak kasar ia didorong untuk berjalan.
Mereka kemudian sudah berada di sebuah ruangan kosong,lakban di mulutnya di copot dengan kasar.rasanya sakit sekali ketika beberapa kumisnya tercabut dengan paksa.lalu seorang diantaranya menyodorkan sebuah roti dan segelas air.suara kokok ayam mulai berbunyi.angin dingin merasuk ke dalam tubuhnya yang hanya berbalut kaos oblong.
Angin semakin dingin masuk ke sela-sela ventilasi.dery meringkuk di sudut ruangan.mencoba memejamkan mata .tetapi tetap saja tidak bias.degup jantungnya sangat keras.entah sudah jam berapa,dari kejauhan terdengar kokok ayam.suara itu membuatnya lega.dery terus menyebut nama tuhan berkali-kali.tidak tahu apa yang akan terjati setelah ini.Mati?


Sinopsis ini dibuat oleh M. Fadli, dengan penambahan dan pengurangan secukupnya disana sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar